Arwen: The Growing Arwen 2

Saturday, November 27, 2004

BULAN PERTAMA
Pengalaman melahirkan yang tak terlupakan masih segar dalam ingatan kami. Berbagai perasaan tumpah ruah, campur aduk menjadi satu. Pada awalnya terasa seperti mimpi, memeluk mahluk kecil tak berdaya di pelukan, memandangi wajahnya dengan takjub. Ya...little Arwen benar-benar telah hadir, setelah menunggu 9 bulan lamanya. Lahir melalui proses alami, dengan berat 2,750 kg dan panjang 46 cm (so tiny!) di Rumah Sakit Pondok Indah.
Tiga hari di RS, semua kebutuhan si kecil dipenuhi oleh perawat-perawat. Sementara saya menjalani masa pemulihan dan mengikuti kursus-kursus yang diadakan pihak RS, seperti kursus memandikan bayi dan menyusui. Tak terbayangkan sebelumnya saya akan menyusui mahluk mungil itu, memandikannya, merawatnya dan membesarkannya.
Hari yang ditunggu tiba, and the journey begin...kami harus meninggalkan terminal kedatangan Arwen, pulang ke rumah dengan membawa jutaan pengalaman yang (pasti) benar-benar baru.


Hari-hari dan minggu-minggu pertama ternyata bukan cuma merasakan pengalaman baru tapi ternyata lebih "seru" dari yang dibayangkan. Kami sama-sama baru menjalankan peran sebagai ayah dan ibu. Tak pernah ada sekolah yang mengajarkan bagaimana mengasuh, merawat dan membesarkan anak. Kami sama-sama baru belajar, begitu juga dengan our little one, ia harus menyesuaikan diri dengan dunia barunya, bagaimana mengekspresikan perasaannya agar dimengerti kami, harus bekerja sama dengan kami, demikian pula sebaliknya...dan hal itu tidak gampang. Kami sama-sama asing satu sama lain, asing dengan peran-peran anyar ini. Betapapun kami merasa telah mempersiapkan semuanya dengan baik, tapi rasanya masih ada saja yang kurang, termasuk persiapan mental dan emosi dalam menghadapi situasi ini.

HAL-HAL MENGEJUTKAN
Banyak hal dan perubahan yang terjadi selama bulan pertama ini.
Selama minggu pertama, kulit-kulit ari Arwen mengelupas, terutama di daerah tangan dan kaki.
Dua minggu pertama, Arwen full minum ASI. Di minggu ke-3, mulai dicampur susu formula, karena produksi ASI berkurang, sementara porsi minumnya sudah lebih besar. Dia minum tiap 2 jam sekali.


Sering gumoh, dengan mengeluarkan sedikit susu bercampur lendir. Terkadang gumoh juga keluar lewat hidung.
Saluran pernafasannya keliatannya belum lancar, karena masih ada lendir yang mengganggu, jadi seringkali Arwen bernafas lewat mulut, sehingga bibirnya kering. Lendir ini adalah cairan dan air ketuban yang tertelan bayi saat proses kelahiran, dan akan hilang sampai usianya 3 bulan.
Arwen puput puser di akhir minggu pertama.


Di akhir minggu ketiga, suntik BCG, dengan berat terakhir 3,7 kg dan panjang 50 cm.
Saat tidur sering tiba-tiba refleks mengangkat kedua tangannya ke atas. Bangun tidur selalu disertai dengan ngulet-ngulet, kadang disertai tangisan.
Matanya sudah mulai melirik kanan kiri mengikuti benda yang menarik perhatiannya ataupun wajah kami dalam jarak dekat.
Tangannya mulai berusaha menggenggam.
Mulai mencoba mengangkat-angkat kepala jika dalam posisi tidur atau ditengkurapkan.


Jam tidurnya belum teratur, kadang malam sampai pagi waktu tidurnya pendek-pendek, kadang panjang. Kadang juga setengah hari diisi dengan tidur tenang, kadang tidur aktif (gelisah).
Saat menjelang tidur, dengan mata tertutup, sering mengeluarkan senyum, beberapa kali disertai suara tertawa.
Masih cenderung cengeng, biasanya reda dengan digendong atau dimasukkan ke stroller dan didorong ngebut.


Arwen juga sudah mandi sehari sekali.
Tangisannya sudah bermacam-macam. Ada tangis manja, minta ditemani, ada tangis lapar, ada tangis sakit, ada tangis minta ganti popok, ada tangis tidak nyaman.
Kami pun akhirnya terkadang merasa vulnarable juga.

TROUBLESHOOTING :-) (berdasarkan referensi dari dokter anak dan perawat)
Bibir kering karena bernafas lewat mulut bisa diatasi dengan mengoleskan ASI di bibir bayi.
Jika bayi terdeteksi kuning, hindari penggunaan kamper, pewangi lemari dan pewangi pakaian.
Lendir bisa cepat hilang, jika bayi sering dijemur, jangan panik jika mendengar si bayi berdehem seperti ingin mengeluarkan lendir atau mengeluarkan suara "nggrok nggrok."
Jika bayi tak mau diam karena menangis, coba ajak bicara dan bercerita. According to Lanny (my special new mommy friend), ajak si baby jalan-jalan di halaman rumah, ceritakan apa saja yang ada di sana.
Saat bayi tidur, usahakan untuk tidur juga.
"So, the first weeks weren't easy. You think you're capable, then your baby didn't want to stop crying, no matter what you've done. You think you already did he best for the baby. And that was really frustated, you felt like jelly. Then suddenly you burst into tears for no known reason or become distressed. Your life seem like a chaotic whirlwind. You had so much to learn...experiences & sensations. But don't worry, people say, it is the early phase of adjusment and won't last long."

Original post

0 comments:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP