Kenapa Arwen Tidak Memakai Anting-Anting?

Monday, January 31, 2005




"Buruan lo pakein anting sekarang! Mumpung masih baby, blm terlalu sakit."
"Kok Arwen gak dipakein anting-anting?"
"Oooo..perempuan yah. Kirain cowok, abis gak ada anting-antingnya."


Ratusan kali pertanyaan-pertanyaan tersebut mampir di kuping kami. Biasanya saya akan menjawab, "Nanti aja kalo udah gede, biar dia putusin sendiri mau pake anting atau nggak."
Sebagian orang akan mengernyitkan dahi bila saya menjawab demikian, sebagian lagi menanggapinya sambil lalu.

Ada alasan tersendiri mengapa kami memutuskan untuk tidak memakaikan anting-anting pada anak kami. Pelajaran pertama baginya adalah, kami sebagai orangtua tidak mau memaksakan kehendak kami. Biarkan dia memutuskan sendiri jika harus menggunakan anting-anting nantinya. Kami menghormati haknya untuk memilih. Seperti juga orang dewasa, bayi mungil kami juga punya hak pribadi untuk "mendandani" dirinya dan untuk merasakan sakit atau tidak. Siapa bilang bayi belum bisa merasakan sakit saat ditindik?

Semua ini bukan semata-mata, kami tak tega melihatnya kesakitan saat ditindik. Bukan! Arwen adalah manusia yang terlahir dengan hak-haknya, walaupun ia belum bisa mengungkapkan perasaan, kami menghormatinya. Kami tak ingin memaksakan kehendak hanya demi ia terlihat seperti anak perempuan sebagaimana layaknya atau hanya demi alasan penampilan belaka. Toh, dengan tidak memakai anting-anting tidak akan menghambat pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya.

Kalaupun suatu saat Arwen sudah bisa memutuskan sendiri untuk menggunakan anting-anting, dia akan belajar bahwa segala sesuatu yang diputuskan ada konsekuensinya. Paling tidak ia akan tahu rasanya "sakit" saat ditindik dan itu adalah keputusannya sendiri.



Original Post

0 comments:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP